Penerapan Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah
Penerapan Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah
Penerapan
pendidikan karakter di sekolah dasar dilakukan pada ranah pembelajaran
(kegiatan pembelajaran), pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan
belajar, kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler, dan
kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat. Adapun penjelasan
masing-masing ranah tersebut adalah sebagai berikut
.
1. Kegiatan pembelajaran
Penerapan
pendidikan karakter pada pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan strategi yang tepat. Strategi yang tepat adalah strategi
yang menggunakan pendekatan kontekstual. Alasan penggunaan strategi
kontekstual adalah bahwa strategi tersebut dapat mengajak siswa
menghubungkan atau mengaitkan materi yang dipelajari dengan dunia nyata.
Dengan dapat mengajak menghubungkan materi yang dipelajari dengan dunia
nyata, berati siswa diharapkan dapat mencari hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan pengetahuan tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan itu, siswa lebih memiliki
hasil yang komprehensif tidak hanya pada tataran kognitif (olah pikir),
tetapi pada tataran afektif (olah hati, rasa, dan karsa), serta
psikomotor (olah raga) (Puskur, 2011 : 8).
Adapun
beberapa strategi pembelajaran kontekstual antara lain (a) pembelajaran
berbasis masalah, (b) pembelajaran kooperatif, (c) pembelajaran
berbasis proyek, (d) pembelajaran pelayanan, dan (e) pembelajaran
berbasis kerja. Puskur (2011 : 9) menjelaskan bahwa kelima strategi
tersebut dapat
memberikan nurturant effect pengembangan karakter siswa, seperti: karakter cerdas, berpikir terbuka, tanggung jawab, rasa ingin tahu.
2. Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar
Pengembangan
budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan
pengembangan diri, yaitu kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan,
dan, pengkondisian. Adapun hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan rutin
kegiatan
rutin merupakan kegiatan yang rutin atau ajeg dilakukan setiap saat.
Kegiatan rutin dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan siswa secara
terus menerus dan konsisten setiap saat (Puskur, 2011: 8). Beberapa
contoh kegiatan rutin antara lain kegiatan upacara hari Senin, upacara
besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, shalat
berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdoa sebelum pelajaran dimulai
dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga
pendidik, dan teman.
b. Kegiatan spontan
Kegiatan
spontan dapat juga disebut kegiatan insidental. Kegiatan ini dilakukan
secara spontan tanpa perencanaan terlebih dahulu. Contoh kegiatan ini
adalah mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau
sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana.
c. Keteladanan
Keteladanan merupakan sikap “menjadi contoh”.
Sikap menjadi contoh merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga
kependidikan dan siswa dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan
yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa lain (Puskur,
2011: 8). Contoh kegiatan ini misalnya guru menjadi contoh pribadi yang
bersih, rapi, ramah, dan supel.
d. Pengkondisian
Pengkondisian
berkaitan dengan upaya sekolah untuk menata lingkungan fisik maupun
nonfisik demi terciptanya suasana mendukung terlaksananya pendidikan
karakter. Kegiatan menata lingkungan fisik misalnya adalah
mengkondisikan toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau
dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah
dan di dalam kelas (Puskur, 2011: 8). Sedangkan pengkondisian
lingkungan nonfisik misalnya mengelola konflik antar guru supaya tidak
menjurus kepada perpecahan, atau bahkan menghilangkan konflik tersebut.
3. Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan
ko dan ekstra kurikuler merupakan kegiatan-kegiatan di luar kegiatan
pembelajaran. Meskipun di luar kegiatan pembelajaran, guru dapat juga
mengintegrasikannya dalam pembelajaran. Kegiatan-kegiatan ini sebenarnya
sudah mendukung pelaksanaan pendidikan karakter. Namun demikian tetap
diperlukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang baik atau
merevitalisasi kegiatan-kegiatan ko dan ekstra kurikuler tersebut agar
dapat melaksanakan pendidikan karakter kepada siswa.
4. Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat
Kegiatan ini merupakan kegiatan penunjang pendidikan karakter yang ada di sekolah. rumah (keluarga) dan masyarakat merupakan partner penting
suksesnya pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. pelaksanaan
pendidikan karakter sebaik apapun, kalau tidak didukung oleh lingkungan
keluarga dan masyarakat akan sia-sia. Dalam kegiatan ini, sekolah dapat
mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan
di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat (Puskur, 2011: 8).
KESIMPULAN
Pendidikan
karakter sangat penting diterapkan demi mengembalikan karakter bangsa
Indonesia yang sudah mulai luntur. Dengan dilaksanakannya pendidikan
karakter di sekolah dasar, diharapkan dapat menjadi solusi atas
masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah dapat dilaksanakan pada ranah
pembelajaran (kegiatan pembelajaran), pengembangan budaya sekolah dan
pusat kegiatan belajar, kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan
ekstrakurikuler, dan kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Tim penyusun. 2010. Bahan
Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai
Budaya Untuk Membentuk daya Saing Dan karakter Bangsa : Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa. Jakarta : Pusat kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional.
Tim Penyusun. 2011. Pedoman Pelaksanaan pendidikan Karakter :berdasarkan pengalaman di satuan pendidikan rintisan. Jakarta : Puskurbuk Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar